Siklus
karbon adalah proses pemanfaatan CO2 diudara untuk keperluan fotosintesis
tumbuhan dan pembentukan CO2 kembali sebagai hasil dari proses respirasi
makhluk hidup. CO2 atau karbondiokasida merupakangabungan dari satu molekul
karbon dan 2 molekul oksigen. CO2 merupakan gas penyusun atmosfer yang
ditemukan dalam jumlah sedikit yaitu sekitar 0,03%. Kadar CO2 di atmosfer
berbanding terbalik dengan banyaknya tumbuhan hijau yang ada di sekitarnya. Hal
ini disebabkan karena CO2 merupakan komponen utama dalam proses fotosintesi
tumbuhan.
Karbon Di Atmosfer
Bagian terbesar dari karbon yang berada di atmosfer Bumi adalah
gas karbon dioksida (CO2). Meskipun
jumlah gas ini merupakan bagian yang sangat kecil dari seluruh gas yang ada di
atmosfer, namun ia memiliki peran yang penting dalam menyokong kehidupan.
Gas-gas lain yang mengandung karbon di atmosfer adalah metan dan kloroflorokarbon atau
CFC (CFC ini merupakan gas artifisial atau buatan). Gas-gas tersebut
adalah gas rumah kaca yang konsentrasinya di
atmosfer telah bertambah dalam dekade terakhir ini, dan berperan dalam pemanasan
global.
Karbon diambil dari atmosfer dengan berbagai cara:
1. Ketika matahari bersinar, tumbuhan melakukan fotosintesa untuk
mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat,
dan melepaskan oksigen ke atmosfer. Proses ini akan lebih banyak
menyerap karbon pada hutan dengan tumbuhan yang baru saja tumbuh atau hutan
yang sedang mengalami pertumbuhan yang cepat.
2. Pada permukaan laut ke arah kutub,
air laut menjadi lebih dingin dan CO2 akan lebih mudah larut.
Selanjutnya CO2 yang larut tersebut akan terbawa oleh sirkulasi termohalin yang
membawa massa air di permukaan yang lebih berat ke kedalaman laut atau interior
laut.
3. Di laut bagian atas (upper ocean),
pada daerah dengan produktivitas yang tinggi, organisme membentuk jaringan yang
mengandung karbon, beberapa organisme juga membentuk cangkang karbonat dan
bagian-bagian tubuh lainnya yang keras. Proses ini akan menyebabkan aliran
karbon ke bawah.
4. Pelapukan batuan silikat. Tidak
seperti dua proses sebelumnya, proses ini tidak memindahkan karbon ke dalam
reservoir yang siap untuk kembali ke atmosfer. Pelapukan batuan karbonat tidak
memiliki efek netto terhadap CO2 atmosferik karena ion
bikarbonat yang terbentuk terbawa ke laut dimana selanjutnya dipakai untuk
membuat karbonat laut dengan reaksi yang sebaliknya (reverse reaction).
Karbon dapat kembali ke atmosfer dengan berbagai cara pula,
yaitu:
1.
Melalui
pernapasan (respirasi) oleh tumbuhan dan binatang. Hal ini merupakan reaksi eksotermik dan
termasuk juga di dalamnya penguraian glukosa (atau molekul organik lainnya)
menjadi karbon dioksida dan air.
2.
Melalui
pembusukan binatang dan tumbuhan. Fungi atau jamur dan bakteri mengurai
senyawa karbon pada binatang dan tumbuhan yang mati dan mengubah karbon menjadi
karbon dioksida jika tersedia oksigen, atau menjadi metana jika
tidak tersedia oksigen.
3.
Melalui pembakaran material
organik yang mengoksidasi karbon yang terkandung menghasilkan karbon dioksida
(juga yang lainnya seperti asap). Pembakaran bahan bakar
fosil seperti batu bara,
produk dari industri perminyakan (petroleum),
dan gas alam akan
melepaskan karbon yang sudah tersimpan selama jutaan tahun di dalam geosfer.
Hal inilah yang merupakan penyebab utama naiknya jumlah karbon dioksida di
atmosfer.
4.
Produksi semen. Salah satu
komponennya, yaitu kapur atau gamping atau kalsium
oksida, dihasilkan dengan cara memanaskan batu kapur atau batu
gamping yang akan menghasilkan juga karbon dioksida dalam jumlah yang banyak.
5.
Di
permukaan laut dimana air menjadi lebih hangat, karbon dioksida terlarut dilepas
kembali ke atmosfer.
6.
Erupsi
vulkanik atau ledakan gunung berapi akan melepaskan gas ke atmosfer. Gas-gas
tersebut termasuk uap air, karbon dioksida, dan belerang. Jumlah karbon dioksida
yang dilepas ke atmosfer secara kasar hampir sama dengan jumlah karbon dioksida
yang hilang dari atmosfer akibat pelapukan silikat; Kedua proses kimia ini yang
saling berkebalikan ini akan memberikan hasil penjumlahan yang sama dengan nol
dan tidak berpengaruh terhadap jumlah karbon dioksida di atmosfer dalam skala
waktu yang kurang dari 100.000 tahun.
Karbon
Di Biosfer
Sekitar 1900 gigaton karbon ada di
dalam biosfer. Karbon adalah bagian yang penting dalam kehidupan di Bumi. Ia
memiliki peran yang penting dalam struktur, biokimia,
dan nutrisi pada
semua sel makhluk
hidup. Dan kehidupan memiliki peranan yang penting dalam siklus karbon:
1.
Autotroph adalah organisme yang
menghasilkan senyawa organiknya sendiri dengan menggunakan karbon dioksida yang
berasal dari udara dan air di sekitar tempat mereka hidup. Untuk menghasilkan
senyawa organik tersebut mereka membutuhkan sumber energi dari luar. Hampir
sebagian besar autotroph menggunakan radiasi matahari untuk
memenuhi kebutuhan energi tersebut, dan proses produksi ini disebut
sebagai fotosintesis. Sebagian kecil autotroph memanfaatkan
sumber energi kimia, dan disebut kemosintesis. Autotroph yang
terpenting dalam siklus karbon adalah pohon-pohonan di hutan dan daratan
dan fitoplankton di laut. Fotosintesis
memiliki reaksi 6CO2 + 6H2O → C6H12O6 +
6O2
2.
Karbon
dipindahkan di dalam biosfer sebagai makanan heterotrop pada
organisme lain atau bagiannya (seperti buah-buahan). Termasuk di dalamnya
pemanfaatan material organik yang mati oleh jamur dan bakteri untuk fermentasi atau penguraian.
3.
Sebagian
besar karbon meninggalkan biosfer melalui pernapasan atau respirasi.
Ketika tersedia oksigen, respirasi aerobik terjadi,
yang melepaskan karbon dioksida ke udara atau air di sekitarnya dengan reaksi C6H12O6 +
6O2 → 6CO2 + 6H2O. Pada keadaan
tanpa oksigen, respirasi anaerobik lah
yang terjadi, yang melepaskan metan ke lingkungan sekitarnya yang akhirnya
berpindah ke atmosfer atau hidrosfer.
4.
Pembakaran
biomassa (seperti kebakaran hutan, kayu yang digunakan untuk tungku penghangat
atau kayu bakar.) dapat juga memindahkan karbon ke atmosfer dalam jumlah yang
banyak.
5.
Karbon
juga dapat berpindah dari bisofer ketika bahan organik yang mati menyatu dengan
geosfer (seperti gambut). Cangkang binatang dari kalsium karbonat yang
menjadi batu gamping melalui proses sedimentasi.
Penyimpanan karbon di biosfer
dipengaruhi oleh sejumlah proses dalam skala waktu yang berbeda:
sementara produktivitas
primer netto mengikuti siklus harian dan musiman, karbon dapat
disimpan hingga beberapa ratus tahun dalam pohon dan hingga ribuan tahun dalam
tanah. Perubahan jangka panjang pada kolam karbon akan secara langsung
memengaruhi pemanasan global.
Karbon
Di Laut
Laut mengandung sekitar 36.000 gigaton karbon,
dimana sebagian besar dalam bentuk ion bikarbonat. Pertukaran karbon ini
menjadi penting dalam mengontrol pH di laut dan juga dapat berubah sebagai sumber (source)
atau lubuk (sink) karbon. Karbon siap untuk saling dipertukarkan antara
atmosfer dan lautan. Pada daerah upwelling, karbon dilepaskan
ke atmosfer. Sebaliknya, pada daerah downwelling karbon
(CO2) berpindah dari atmosfer ke lautan. Pada saat CO2 memasuki
lautan, asam karbonat terbentuk:
CO2 +
H2O ⇌ H2CO3
Reaksi ini memiliki sifat dua arah,
mencapai sebuah kesetimbangan kimia. Reaksi lainnya yang penting dalam
mengontrol nilai pH lautan adalah pelepasan ion hidrogen dan bikarbonat. Reaksi
ini mengontrol perubahan yang besar pada pH:
H2CO3 ⇌ H+ + HCO3−
Model
Siklus Karbon
Siklus karbon diawali dengan
pembentukan karbon (CO2) diudara. CO2 dapat terbentuk
karena 2 hal, aktivitas organisme dan aktivitas alam. Aktivitas organisme
termasuk respirasi, dekomposisi makhluk hidup yang mati, pembakaran batubara,
dan asap pabrik. Aktivitas alam meliputi erupsi vulkanik. Semua aktivitas
diatas merupakan sumber CO2 di alam ini. Terlalu banyak CO2
di udara akan menyebabkan efek rumah kaca.
CO2 di udara kemudian
dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Hasil akhir proses
fotosintesis adalah amilum dan Oksigen. Oksigen yang dihasilkan kemudian
digunakan oleh manusia dan hewan untuk bernafas. Proses pernafasan manusia dan
hewan menghasilkan H2O dan CO2. CO2 tersebut
kemudian dimanfaatkan oleh tumbuhan lagi.
Dalam ekosistem air, pertukaran CO2
di air dengan di atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida
berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion
bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan
untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain. Begitu pula
sebaliknya, saat organisme air berespirasi, CO2 yang mereka
keluarkan menjadi bikarbonat.
Proses timbal balik fotosintesis dan
respirasi makhluk hidup merupakan sumber utama karbondiokasida. Tinggi
rendahnya kadar CO2 dan O2 diatsmosfer secara berkala
disebabkan oleh penurunan aktivitas Fotosintetik. Semakin banyak populasi
manusia dan hewan, maka kadar karbon dalam udara semakin meningkat. Untuk
menjada keseimbangan kadar karbon dan oksigen maka harus diimbangi dengan
penanaman tumbuh-tumbuhan sebagai penghasil oksigen.

No comments:
Post a Comment